26 Apr 2017

BANGUB DESA BULAKELOR DI KERJAKAN ASAL JADI DAN TIDAK SESUAI RAB



Rabat beton dari Bangub yang tidak diaspal
BREBES  (MP) Mendengar besarnya anggaran yang di kucurkan untuk pengerjaan proyek peningkatan jalan( rabat beton), harusnya hasil dari proyek tersebut bisa bertahan lama. Tapi tidak dengan proyek yang berada di desa Bulakelor, Kecamatan  Ketanggungan, Kabupaten Brebes , baru selesai dikerjakan beberapa bulan yang lalu kondisi jalan sudah tampak rusak. Diduga pengerjaan proyek dikerjakan asal jadi.Ini disampaikan warga sekitar lokasi proyek. 

Dikatakannya, sesuai hasil pantauan di lapangan, baru 3 bulaan, proyek yang baru dikerjakan sudah rusak. Menurutnya hasil finishing proyek peningkatan jalan itu, baru selesai, namun batu-batu krikil yang terpasang hampir pada hancu dan rabat beton tersebut tidak di aspal atau sensit. Ini membuktikan, adanya permainan dari pelaku proyek dalam pelaksanan kegiatan pembangunan yang bersumber uang negara.  

“Kalau saya pikir, dari hasil kerja di lapangan. Dalam hitungan bulan, jalan akan kembali seperti semula. Sekarang saja, jalan yang harusnya dirasakan rata saat berkendaraan, kondisinya sudah rusak. Ada apa dengan pelaksanaan proyek tersebut ? jangan jangan proyek itu di jadikan korupsi berjamaah !! ” tegas warga yng tak mau di sebutkan namanya

Kepada wartawan Wastro selaku ketua Timlak proyek  mengatakan kalau Dirinya selaku ketua hanya formalitas belaka, semua kegiatan poyek di pegang oleh Narson perangkat desa Bulakelor. Bahkan untuk urusan keuangan dan belanja material pun tidak tahu.

  “Yang membuat saya bingung untuk belanja pasir harganya 1,7 Juta. “ ujar Wastro.

Semetara Makrusno selaku mantan Kepala desa Bulakelor saat di klarifikasi beersama Wastro di rumaahnya mengatakan itu merupakan proyek peningkatan jalan (rabat beton ) di RT 04/  RW 05, anggaran dari Bantuan Gubernur (Bangub) provinsi Jawa Tengah TA 2016 dengan nilai 200 Juta sepajang 293 Meter. Dirinya menambahkan kalau memang benar dalam RAB itu ada pengaspalan atau sensit dalam proyek peningkatan jalan tersebut tapi tidak dilaksanakan karena adanya penambahan lokasi rabat beton yaitu yang seharusnya  proyek tersebut digarap lurus sepanjang  293 M dari  timur ke barat, namun diperempatan ada penambaahan ke utara, jadi anggarannya tidak cukup untuk mengaspal. Kegiatan itu memang di borongkan Kepada pihak ke 3 deengan nillai 25 Ribu per meter. 

“ Dan pelaksanaan proyek tersebut Narson dan Sekdes Darsono yang lebih tahu.” Ujar Makrusno.
Ketika Narson dan Sekdes  Darsono di klarifikkasi di kantornya membantah kalau proyek tersebut di borongkan, menurutnya yang belanja peragkat dan yang kerja adalah orang Bulakelor. Dan dalam kegiatan tersebut tidak ada HOK, tapi adanya swadaya. Sementara terkait tidak adanya pengaspalan, Nasron dan Darsono tidak menjawab dengan detail.

Sungguh sangat di sayangkan bilamana anggaran pembangunan yang bersumber dari uang rakyat  dilaksakaan secara asal asalan, dan bahkan ada dugaan dijadikaan arena korupsi, sebab adanya satu item yang tidak dikerjakan. Jadi jelas hal ini perlu adaya tindak lanjut dari pihak terkait. (Rif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar